Perjalalanan
jauh menempuh kilioan meter menjadi salah satu kegemaran saya, tidak
menggunakan mobil, angkutan umum atau jalur udara, melainkan menggunakan motor,
atau yang bisa saya sebut Touring. Kendaraan pertama dengan motor berkapasitas
125cc, setelah 2 tahun ayah mebelikan yang
baru walaupun hanya motor bekas. Namun, kegemaran itu harus terhenti ketika kendaraan
yang selama kurang-lebih 5 tahun saya kendarai itu tidak mampu berjalan jauh,
jangankan untuk perjalanan jauh menempuh perjalanan menuju kampus saja sudah
tidak bisa ber akselerasi dengan bagus. Daerah yang sudah saya kunjungi
kebetulan hanya pulau jawa saja, dan mungkin karena faktor umur dari para
teman-teman Touring juga, mereka terdiri dari bapak-bapak yang sudah berumur, yah jadi memaklumi saja
kalau kegiatan Touring kami tidak menempuh perjalanan yang sangat jauh bahkan
sampai keluar pulau.
Tempat pertama
kali yang saya kunjungi masih ada di daerah Jawa Barat tepatnya di wisata waduk
Jatiluhur Purwakarta, waktu itu kuda
besi saya hanya mesin berkapasitas 125cc, karena masih sangat awam dan
kelihatan ragu-ragu saya memberanikan diri saja, tanpa surat lengkap apapun
hanya STNK itu juga hanya fotokopiannya saja dan kebetulan sekali motor yang
saya kendarai pada waktu itu adalah milik kantor ayah dan ber plat merah, jadi
ayah bilang tenang saja tidak akan yang berani menilangmu, jadi merasa tenang dengan penjelasan itu.
Kembali ke
Touring, perjalanan yang kami tempuh untuk ke sana kurang lebih 3 jam dan jumlah
peserta 10 motor, karena lokasinya cukup jauh dan terhalang macet, faktor
berhenti dan istirahat juga menjadi masalah lamanya kami sampai kesana, ramai,
cukup padat. Akses jalur yang kami lalui cukup menantang karena Jatiluhur
sendiri terletak di balik dan berada di tengah-tengah gunung, jalan menanjak,
menikung, turunan, tikungan tajam dan dengan kecepatan tinggi. Memasuki pintu masuk kawasan Grama Tirta Jatiluhur di kenakan biaya Rp 7500.00 saja, di sana banyak sekali fasilitas yang cukup mengasyikan, seperti Waterboom, penginapan, saung dan restoran. Sesampainya saya
dan tim disana sekaligus memecah lelah, banyak sekali saung dan tempat makan
disana kami sampai bingung, aroma ikan bakar tercuim sedap, kami berhenti di
sebuah saung menepi, tidak lupa es kelapa yang menemani kami. Untuk sebuah ikan
bakar, nasi, 1 es kelapa muda, serta dengan lawuh lainnya kami membayar tidak lebih dari Rp 150.000.00.
Setelah kenyang kami mencari mushola untuk ibadah Dzuhur. Merasa bosan tidak melakukan apa-apa tim lalu menyewa kapal boat dan kebetulan sekali Saudara saya memiliki tambak ikan yang berada di tengah waduk, untuk naik kapal boat di kenakan biaya Rp 150.000.00 dan bisa di tunggu hingga kami kembali ke darat. Santai di saung yang berada di tengah waduk terasa segar dan sejuk, kopi dan cemilan kecil menjadi teman santai. Sore menjelang kami bergegas kembali ke darat, tidak lupa saudara saya memberikan masing-masing dari tim 5kilo ikan hidup untuk dibawa pulang kerumah masing-masing. Sangat mengasyikan pergi ke alam dan menyatu sejenak dengan mereka.
Setelah kenyang kami mencari mushola untuk ibadah Dzuhur. Merasa bosan tidak melakukan apa-apa tim lalu menyewa kapal boat dan kebetulan sekali Saudara saya memiliki tambak ikan yang berada di tengah waduk, untuk naik kapal boat di kenakan biaya Rp 150.000.00 dan bisa di tunggu hingga kami kembali ke darat. Santai di saung yang berada di tengah waduk terasa segar dan sejuk, kopi dan cemilan kecil menjadi teman santai. Sore menjelang kami bergegas kembali ke darat, tidak lupa saudara saya memberikan masing-masing dari tim 5kilo ikan hidup untuk dibawa pulang kerumah masing-masing. Sangat mengasyikan pergi ke alam dan menyatu sejenak dengan mereka.